Sayang, apa perlu aku ingatkan kamu sekali lagi tentang
manusia-manusia yang cuma akan tau
memaki hamun tanpa ada rasa apa-apa yang tlah kita rasa?
Mereka tidak sedikitpun melalui jalan-jalan berliku dan
berduri yang tlah kita berdua bersempit-sempit melaluinya. Mungkin jalan-jalan
yang mereka lalui itu lebih gampang atau lebih berliku; siapa yang tahu?
Jadi, ayuh kita persetankan semua nista yang bergelempangan
angkara syaitan-syaitan yang sedang bertopengkan manusia hanya untuk kita
berdua, kekasihku. Ayuh kita menganggap yang mereka itu cuma serpihan yang
berlalu dibawa angin bisu seperti bunyian dedaun kering; yang cuma akan
berbunyi dibawa angin lalu; sehinggalah ia disapu.
Kemudian, mereka akan diam membatu setelah lelah menjadi
pengganti bising-bising yang berantakan di setiap helai kesibukan.
Usah kamu khuatir, manisku. Kita tetap akan terbela dalam
rimbunan kasih Tuhan; atas apa yang masih kita pertahankan.