About:  20. WEIRD, TWISTED AND DROWNING.

Archives: May 2015June 2015July 2015August 2015
Dingin

Aku masih belum pasti apa lekuk senyuman kamu tlah jadi milik aku semula seperti dahulu-kala apa tawa yang bahgia itu bakal hilang tika jiwa yang membawanya sedang merindui aku pada kelam malam saat kita saling menyalahkan.



Kaku, Bisu.


Aku masih ingat senyumannya yang
pernah bikin aku tertawan,
masih ingat tawanya yang indah,
masih ingat suaranya yang merdu saat dia nyanyikan lagu untuk aku
Masih. semuanya-- dalam kalbu.

Aku rindu.
Sungguh aku rindu.

Walau aku tahu, aku cuma buangan
sisa kenangan kita
Aku cuma boneka yang pernah kau abaikan.
Aku cuma mainan perasaan.

Aku cuma manusia yang masih ingat janji,
 setiap kepingan hati yang pernah kau hiris bagai nak mati.

Kamu bisa tertawa saat baca puisi berantakan ini, sayang.
Aku tewas untuk pagi yang hening ini.
Ego aku yang paling tinggi juga  runtuh,
Hati ini tlah ranap lebih dari rasa dihempap dari menahan rindu buatmu.

Walau tak bisa aku luahkan ke kamu,
sekurangnya bait kata ini mengerti hati aku,
lebih dari kamu yang hanya tahu--
robekkan aku sehingga aku jadi

kaku dan bisu.

Sekujur tubuh yang terbaring kaku.


Bertahan, sayang.
Aku selalu ada buatmu.
Walau kita sering dikejar dan berada diujung waktu.
Walau kita saling berjauhan beribu batu.

Sayangku,
Akanku selimutkan sekujur tubuhmu yang sentiasa kedinginan dengan tawaku,
Akanku cium ubunmu dengan desah nafasku,
Akanku ubati bisa-bisamu dengan sentuhan magisku.
Akanku bacakan segalanya tentang memori kita dari masa lalu, sebelum ketiduranmu,
Buat kekuatanmu.

Kembalilah, sayangku.
Aku masih  perlukan kamu lebih dari dahulu,
Aku masih butuh tawamu,
Aku masih butuh sinar dari matamu,
Aku masih perlukan kata-katamu yang selalu bisa buat aku kembali rasa aku masih ada perjuangan yang perlu.

Manisku,
Kamu selalu bertanyakan tentang mengapa aku tidak sedikitpun menulis tentangmu.
Lalu jawabku; “Aku tidak tahu bagaimana mau nulis tentang perkara yang bikin aku bahgia. Aku cuma tahu nulis tentang kesedihan-kesedihan yang aku rasa,”
Aku sedang bersedih untukmu, sayang. Dan aku sedang nuliskan ini buatmu sambil berjujuran air mataku.
Bangkitlah, sayangku.
 Aku tau kamu akan gembira mendengarkan perkhabaran yang aku nulis sesuatu buatmu.
Aku tau kamu akan seka air mataku sebelum aku juga, terbujur kaku.


Theme by ANXN, with inspiration credits from CW. The camera image is found here.